JAKARTA--Bidan sebagai ujung tombak perbaikan kualitas kesehatan perempuan tidak dimodali pendidikan yang seharusnya. Beban tugas mereka tidak sesuai dengan taraf pendidikan yang dimiliki. Data Ikatan Bidan Indonesia menyebutkan 35.000 bidan dari 107.142 bidan hanya lulusan D1.
"Harusnya angka bidan berpendidikan D1 tidak banyak. Pasalnya, Pemerintah pada tahun 1998 mensyaratkan bidan untuk agar berpendidikan minimal D3," papar Yetty Leoni M Irawan saat berbincang bersama Republika.co.id, usai menghadiri konfrensi pers Srikandi Award 2010 yang berlangsung di Jakarta, Senin (20/12).
Yetty mengakui UU no. 161/2010 mengamanatkan pendidikan minimal D3 kepada para calon bidan. Namun, banyak faktor yang menyulitkan seorang Bidan untuk mengenyam pendidikan terutama pada derah tertinggal.
Faktor itu antara lain masalah biaya dan kesempatan. "Harus diakui akses pendidikan sangat kurang," kata dia.
Pendidikan itu, Yetty melanjutkan, sangat penting. Pasalnya, bidan boleh dibilang merupakan konsultan kesehatan masyarakat. Ketiadaan tenaga dokter yang merata sejatinya bisa tertutupi asalkan bidan diberikan pengetahuan yang cukup. Fakta berbicara, hanya 6 persen dokter yang bertugas. Sementara bidan mencapai 60 persen dan dukun 44 persen.
"Bidan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama daerah yang sulit dijangkau tenaga medis," ujar Yetty.
kursus privat matematika,kursus privat b. inggris, kursus privat fisika,kursus privat kimia, kursus privat sekolah dasar, kursus privat sekolah menengah pertama, kursus privat sekolah menengah atas. 0857 33333 923
- HOME
- PROFILE
- VISI MISI
- JARINGAN USAHA
- CONTACT
- ALAMAT
- KURSUS WEBSITE
- LAYANAN
- KURSUS KOMPUTER
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar